Sejarah Kota Surabaya

Surabaya berasal dari kata suro dan boyo (Ikan Sura dan Buaya), simbol tersebut menggambarkan peristiwa heroik yang terjadi di kawasan Ujung Galuh (Suatu nama didaerah surabaya di waktu dulu), yakni pertempuran antara tentara yang dipimpin oleh raden widjaja dengan pasukan tentara Tar Tar pada tanggal 31 Mei 1293, kemudia tanggal tersebut dijadikan sebagai hari lahir kota surabaya dan kita peringati dengan HUT Surabaya. Ada beberapa versi cerita mengenai kata surabaya :
Cerita pertama :

Konon saat pertempuran antara Majapahit dengan Bangsa Tartar terjadi. Ada 2 prajurit yang sangat tangguh dari kerajaan majapahit. mereka bernama Jaka Sura dan Jaka Baya. Kemenangan Majapahit atas bangsa Tartar tidak terlepas dari kontribusi mereka berdua dalam pertempuran. Sayang, mereka berdua sangat sombong dan menganggap merekalah manusia yang paling kuat. Hingga ada seorang tua yang sakti mengutuk mereka. Jaka Sura menjadi ikan Sura, sedangkan Jaka Baya menjadi seekor buaya. Hal ini ternyata tidak membuat mereka berubah, mereka masih saja bertengkar untuk memperebutkan wilayah dan makanan masing-masing. Sehingga terjadi pertempuran yang dahsyat antara mereka kedua binatang tersebut. Pertempuran baru berakhir saat mereka sama-sama mati. Raden wijaya yang melihat pertempuran tersebut, kemudian menamakan tempat itu dengan nama surabaya.

Cerita Kedua :

Surabaya berasal dari kata suro dan boyo  Kata Suro berarti ikan Suro, sebuah ikan hiu yang besar. dan boyo berarti buaya. Di sini suro merupakan lambang dari pasukan tartar yang datang dari laut, sedangkan pasukan Majapahit digambarkan sebagai Boyo yang menyerang dari darat.

Cerita Ketiga :

Menurut sebagian buku surabaya berasal dari kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya, menang, selamat. Sedangkan Baya artinya bahaya. Sehingga Surabaya kurang lebih berarti "Selamat dari Bahaya". Selamat dari bahaya pada kalimat ini berarti, berhasil dikalahkannya pasukan Tartar (ada yg mengatakan bangsa China) oleh pasukan majapahit.

Surabaya merupakan kawasan perkampungan yang terletak di pesisir sungai besar (Sungai Brantas) dan anak sungai yang tersebar di kota surabaya dimana sungai tersebut sangat cocok untuk area perdagangan masuknya kapal - kapal asing pembawa hasil bumi. Nama - nama kampung yang masih ada sampai saat ini adalah kalidami, kalianak, kalikepiting, darmokali, kaliasin dan masih banyak lagi. Tempat area perdagangan yang sangat sibuk ada dikawasan jembatan merah dimana kawasan tersebut menjadi transit barang - barang dan kapal dari eropa, dan asia dimana terbukti dari kawasan tersebut terdapat multi etnis. 

IMG : http://repoebliek.files.wordpress.com/2011/07/tempo-doeloe.jpg?w=595

Post a Comment